Rabu, 05 Agustus 2015

Wisata dengan Nuansa Unik dan Horor di Museum Kesehatan Surabaya

Museum Kesehatan dr. Adyatama, museum kesehatan yang berada di Jalan Indrapura no.17, Surabaya ini awalnya museum adalah Rumah Sakit Kelamin. Namun atas kebijakan pemerintah berganti menjadi museum kesehatan. Didalamnya menyimpan berbagai peralatan kesehatan tempo dulu serta benda-benda terkait supranatural. Oleh karena itu museum ini sering dijuluki museum santet.



Dikelola oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) dan Kebijakan Kesehatan, Departemen Kesehatan. Museum yang selesai dibangun pada tahun 2004 ini diresmikan oleh Dr. Ahmad Sujudi selaku Menteri Kesehatan pada masa itu. Awalnya museum ini dirintis oleh Dr.dr. Haryadi Suparto yang kemudian mengambil penamaan museum dari dr. Adhyatma yang pernah menjabat sebagai Menteri Kesehatan pada tahun 1988 hingga 1993.

Apa yang menarik dari museum ini? Di museum ini terdokumentasi dengan baik cara –cara pengobatan tradisional dan santet. Terdapat benda yang sering dipakai untuk urusan mistik tersebut. Seperti kayu pohon telor, kayu santen, kayu kengkeng, kayu kelor dan bambu. Terdapat pula boneka santet yang ditusuk jarum, foto seseorang yang ditusuk paku dalam kain merah kemudian rokok kelobot yang dibentuk menyerupai boneka orang yang pada bagian tubuhnya tertancap kayu. Tak hanya itu museum ini juga menyimpan tanah kuburan yang diyakini akan membawa sial sesorang yang membawanya pulang. Semua benda tersebut kerap dipercayai dan dijadikan sarana untuk melakukan kegiatan supranatural.



Beberapa benda lain terkait dengan adanya santet juga disimpan di museum ini. Benda seperti potongan usus dari pasien terkena santet, paku bengkok yang dikeluarkan dari tubuh seorang pasien, serta beberapa helai ijuk yang keluar dari tubuh seorang pasien. Pengelola museum mendapatkan benda-benda tersebut dari dukun santet. Benda-benda mistik lainnya juga bisa Anda temukan di ruang ini. Dari kain bertuliskan rajah, batu, kain hingga obat-obatan dari dukun. Yang menarik di sini adalah boneka Jalangkung dan Nini Thowok yang disimpan di lemari kaca.

Tempat ini juga mengoleksi benda yang seringkali dianggap memiliki khasiat atau mitos tertentu misalnya air dari paranormal Ki Kusumo, air dari dukun cilik Ponari, hingga rumput Fatimah yang diambil dari Arafah yang dipercaya dapat menguatkan kandungan seseorang setelah melahirkan.

Tak hanya benda-benda supranatural dan medis, museum ini juga mengoleksi benda-benda yang unik. Seperti celana anti perkosaan dan alat perangsang seks untuk pria dan wanita. Ada pula benda berupa vacuum yang berfungsi untuk membesarkan alat kelamin pria.

Anda dapat pula menyaksikan proses penyantetan yang terdokumentasi dengan baik lewat foto-foto yang terdapat di museum ini. Dari foto itu, wisatawan dapat mengetahui bagaimana ritual penyantetan berlangsung. Tak hanya itu bulu kuduk Anda akan semakin dibuat merinding tatkala menyaksikan video yang ditayangkan. Video tersebut merekam proses pembedahan otak seorang pasien dan anehnya darah yang keluar adalah darah ayam.



Museum ini buka buka setiap hari dari hari Senin hingga Jum’at dan tutup pada hari libur nasional. Buka mulai pukul 8.00 wib pagi hingga pukul 15.00 wib. Pada hari Sabtu dan Minggu buka pada pukul 09.00 wib sampai pukul 14.00 wib.

Menjelajahi isi Museum Kesehatan dr Adhyatma ini bukan saja akan menambah wawasan Anda mengenai dunia kesehatan, namun kita dapat melihat realita masyarakat yang hingga kini masih mempercayai hal-hal mistik.

Ruangan Dunia Lain

Di museum kesehatan terdapat ruangan yang dikunci rapat oleh penjaga museum. Ruangan ini dinamakan "DUNIA LAIN". Untuk bisa memasuki ruangan tersebut, kalian harus meminta izin oleh penjaganya untuk bisa memasuki ruangan tersebut, agar tidak terjadi apa-apa. Ruangan tersebut merupakan ruangan kamar mandi yang dibiarkan kotor. Namun pada ruangan ini juga terdapat 1 kotak tengkorak , 1 kotak abu jenazah , 2 peti mati besar dan kecil yang bekas dikubur. 





Sumber : http://surabaya.panduanwisata.id/wisata-sejarah-dan-budaya/isi-museum-kesehatan-dr-adyatma-di-surabaya/

0 komentar:

Posting Komentar

 

Follow us