Sabtu, 25 Juni 2016

Sejarah Tugu Jogja

Tugu Jogja merupakan sebuah tugu atau monumen yang berdiri di tengah-tengah pusat kota Jogja. Tepatnya, Lokasi Tugu Jogja yaitu berada di tengah ruas perempatan jalan, yaitu sebelah barat adalah Jalan Diponegoro, sebelah timur Jalan Jend. Sudirman, sebelah selatan Jalan Pangeran Mangkubumi, dan sebelah utara adalah Jalan AM Sangaji. Tugu ini pada mulanya dibangun oleh Sultan Hamengkubuwono Pertama pada tahun 1755. Tugu ini merupakan simbol atau lambang dari ikon kota Jogja, yang sarat akan makna yang dalam bagi setiap masyarakat Jogja dan beberapa orang yang mengenal sejarah dari monumen ini.

Sejarah Pembangunan Tugu Jogja


Sejarah Tugu Jogja, yang didirikan oleh Sultan Hamengkubuwono I ini, memiliki arti Manunggaling Kawula Gusti. Artinya adalah semangat persatuan masyarakat Jogja dan penguasa Jogja pada saat itu untuk bersama-sama melawan penjajah. Tugu Jogja juga memilki nama Golong Gilig, dengan bentuk yang berbeda dari yang kita lihat sekarang. Golong Gilig dahulunya berbentuk bulat di puncaknya, dengan tinggi 25 meter, tiang dari tugu ini berbentuk silinder. Golong artinya bulat, Gilig artinya silinder.

Pembangunan kembali Tugu Jogja


Tugu Jogja kembali direnovasi setelah runtuh akibat gempa hebat yang mengguncang Jogja pada tanggal 10 Juni tahun 1867 silam. Renovasi kembali dilakukan pada tanggal 1889 oleh pemerintah Belanda, dilakukan oleh Kepala Dinas Pekerjaan Umum Opzichter van Waterstaat, JWS Van Brussel dibawah pengawasan Kanjeng Raden Adipati Danurejo V. Bangunan tugu direnovasi tidak mengikuti bentuk sebelumnya, yaitu berbentuk persegi dan puncak atas tugu, tidak lagi berbentuk bulat melainkan runcing, dengan tinggi monumen hanya 15 meter. Setiap sisi bangunan juga, diberi prasasti untuk menunjukan siapa saja yang ikut terlibat dalam pembangunan kembali tugu tersebut.

Setelah direnovasi, monument ini diresmikan pada tanggal 3 Oktober 1889 oleh Sultan Hamengkubuwono VII. Nama tugu juga sudah berganti yang pada awalnya adalah Golong Gilig, menjadi Tugu putih atau De Wtit Paal atau tugu pal putih, nama tugu pal putih ini, sesuai dengan warna monumen ini, yaitu putih. Apabila anda ingin berkunjung dan mengabdikan momen mengambil foto di sini, sebaiknya lakukan pada malam hari, yaitu sekitar jam 10 malam, karena perempatan Tugu sangatlah ramai dengan berbagai kendaraan yang melintas. Selain sebagai perempatan yang menghubungkan jalan protokol dari beberapa sisi, kawasan tugu berdekatan dengan hotel hotel, tidak jauh dengan kawasan malioboro, dan Stasiun Tugu Jogja. Bagi anda yang senang berjalan jalan menikmati suasana kota Jogja pada malam hari, Tugu Jogja bias dijadikan tempat untuk bersantai.

Sumber : jogjapos.com/mengenal-sejarah-ikon-tugu-jogja/

0 komentar:

Posting Komentar

 

Follow us